Orang-orang
berkerumun di depan toko penjual telur di sebuah pasar di desa. Yang berada di
luar ingin maju masuk ke dalam, sedangkan yang di dalam ingin lebih dekat lagi
ke depan meja. Mereka datang dari seluruh penjuru negeri karena mendengar ada
seekor angsa yang bertelur emas, mereka ingin melihatnya dengan mata kepala
sendiri.
Dan
akhirnya, di depan mereka semua, hal ajaib itu terjadi persis seperti yang
mereka dengar. Di atas meja, berkilauan di bawah sinar matahari, tergeletak
sebuah telur emas!
Mereka
menggenggam erat-erat uang mereka, tangan mereka sampai berkeringat, dan mereka
mengacung- acungkan tangannya berebutan ingin membeli telur itu.
Tapi si
Pedagang, walaupun dia sangat bersemangat, hanya bisa menjual satu telur emas
sehari. Yang lain terpaksa menunggu karena si Angsa hanya bisa bertelur satu
telur sehari!
Si
Pedagang benar-benar tidak puas dengan hal itu, dia ingin segera punya banyak
uang. Gagasan yang hebat lalu terlintas di pikirannya. Pedagang yang rakus itu
akan membunuh si Angsa!
Ia
akan mengambil semua telur yang ada di dalam tubuhnya sekaligus. Dia sudah
tidak sabar ingin segera cepat kaya. Dasar Pedagang yang memang bodoh dan hanya
punya sebatas pikiran pendek.
Para
pembeli bersorak gembira ketika si Pedagang mengumumkan ide hebatnya itu pada
mereka. Kemudian dengan hati-hati ia mengeluarkan sebuah pisau tajam dan
membelah dada burung itu.
Orang-orang
terdiam dan menahan nafasnya masing-masing. Darah si Angsa menetes merah
membasahi bulu bulunya yang putih.
Mereka
berpikir jika si Pedagang membelah dada angsa tersebut, mereka akan mendapat
telur emas sesuai bagiannya masing-masing. Sama dengan si Pedagang yang juga
berpikiran jika ia bisa menjual telur emas lebih banyak.
Namun
pikiran tersebut mendadak hilang ketika melihat tidak ada telur emas yang
mereka harapkan. Bahkan si Angsa bertelur emas itu sudah mati. Sudah tidak
bernyawa.
"Dia
membunuh angsa-nya!" orang-orang bergumam terpesona.
Lalu
seorang nenek tua berkata dengan bijak,
"Ya,
dan dia telah melakukan kesalahan yang besar! Kamu semua akan lihat, angsa itu
sekarang hanya seekor burung biasa. Tentu saja karena ia sudah mati."
Nenek
itu berkata benar. Di sana berbaring seekor angsa yang cantik, dadanya terbelah
lebar, tapi tak ada sebutir telur pun terletak di dalam tubuhnya. Sekarang
angsa itu hanya berguna untuk jadi angsa panggang.
"Dia
sudah membunuh angsa yang memberinya telur emas!" seorang petani berkata
sedih. Sementaran si pedagang hanya terdiam menatapi angsa yang malang.
Orang-orang
pun meninggalkan toko dan berjalan pulang dengan gontai.
Salah
seorang yang datang dari negeri yang jauh menatap sinis kearah pedagang,
kemudian berujar dengan pelan.
“Itu
akibat akan sikap rakusmu. Sebuah ketamakan saja sudah bisa menghancurkan diri
seseorang. Sesungguhnya sikap seperti itu sangat tidak mencerminkan manusia
yang berilmu”
SEKIAN
Lalu, ada makna apa dibalik dongeng tersebut? Ingat perkataan seorang yang datang dari negeri jauh dalam dongeng tadi
'Sebuah ketamakan saja sudah bisa menghancurkan diri seseorang'
Perlu diketahui bahwa perkataan tersebut ada benarnya. Sifat tamak adalah sifat yang sangat tidak terpuji dan tentu saja tidak mencerminkan manusia yang berilmu.
Apakah dirimu tamak? Jika beberapa orang menjawab 'Ya' sepertinya kamu harus lebih berhati-hati.
Salam,
Own this blog ^-^